REVIEW JURNAL-MODEL OPTIMASI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT

Judul
MODEL OPTIMASI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT
Jurnal
Teknik Industri
Website
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/view/7363
Volume&Halaman
Vol IX & No 3
Tahun
2014
Penulis
Ratna Purwaningsih,Zainal Fanani, Vita Shany Nugrahaeni
Reviewer
Rizki Mardiwan
Tanggal  Reviewer
10 Oktober 2017
A.Pendahuluan
            Perikanan tangkap laut (marine capture fisheries) memiliki peranan penting bagi ekonomi. Ikan laut menjadi sumber protein bagi gizi masyarakat, dan sektor perikanan laut menyediakan lapangan kerja bagi nelayan. Pada 2007, ikan menyumbang 67 persen dari jumlah serapan protein perkapita yang bersumber dari protein hewani (DKP,2009). Tetapi, hasil review terakhir mengenai kondisi sumber daya perikanan global oleh FAO memperkirakan bahwa dari 523 jenis ikan dunia yang dilakukan stock assesment, 52 persen sumber daya ikan mengalami fully eksploited, 17 persen overexploited dan hanya 3 persen saja yang underexploited (FAOO,2009). Maka , budidaya laut adalah menjadi sebuah alternatif dalam meningkatkan stok ikan.
            Sebagai sebuah negara maritim dengan yang memiliki panjang pantai 81.000 km indonesia sangat berpotesi untuk perikanan budidaya laut. Produksi perikanan budidaya menurut komoditas utama untuk tahun 2014 mencapai hampir 17 ribu ton. Perikanan budidaya berkembang lebih cepat dibandingkan perikanan tangkap dengan kenaikan rata-rata nasional per tahun mencapai 23,6 persen sejak tahun 20002, sedangkan perikanan tangkap hanya 2,91 persen. Produksi budidaya pada tahun 2002 tercatat sebesar 1,14 juta ton dengan nilai Rp. 14,37 triliun (DKP,2007)
            Hasil budidaya yang baik dapat diperoleh jika kepadatan spesies tidak melampui batas, sehingga jumlah ikan yang dibudidayakan tergantung pada lahan yang tersedia dan karakteristik intrinsik dari spesies yang di budidayakan.

B. Bahan dan Metode Perikanan budidaya laut
            Perikanan budidaya laut membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan perikanan tangkap. Maka, komoditas yang dipilih  haruslah komoditas yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Akan tetapi jenis-jenis ikan dengan nilai ekonomi yang tinggi seperti berbagai jenis ikan karang menuntut habitat hidup berupa perairan yang bersih dari pencemaran. Keterbatasan lahan memaksa untuk melakukan suatu optimasi untuk menentukan produk mana yang akan dibudidayakan agar diperoleh keuntungan yang maksimal. Beberapa komoditas perikanan budidaya laut yang telah dibudidayakan  di kepulauan Karimunjawa diantaranya rumput laut diantaranya rumput laut,kerapu macan dan kerapu bebek. Lamanya sebuah budidaya untuk kerapu macan 1-1,5 tahun, sementara kerapu bebek 1,5-2 tahun.

C. Pemrograman Linear
            Model matematis perumusan masalah umumnya untuk pengalokasian sumberdaya untuk berbagai kegiatan, disebut sebagai Model Pemrograman Linear. Tahapan dalam penelitian linear programming atau pemrograman linear meliputi (1) Formulasi masalah , (2) Input persamaan linear dalam software Quant System (3) Running software, (4) Analisa sensitivitas.Analisis kepekaan adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat/pengaruh dari perubahan yang terjadi pada parameter-parameter LP terhadap solusi optimal yang telah dicapai. Penelitian tentang dampak dari perubahan nilai paramter di parameter linear ini dikenal dengan nama analisis sensitivitas. (Dimyati, 2004).    
              Dalam model LP dikenal ada 2 macam “fungsi”, yaitu fungsi tujuan (objective function) dan fungsi-fungsi batasan (constraint functions). Fungsi tujuan adalah fungsi yang menggambarkan tujuan atau sasaran didalam permasalahan LP yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber daya-sumber daya, untuk memperoleh keuntungan maksimal atau biaya minimal. Sedangkan fungsi batasan merupakan bentuk penyajian secara matematis batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan.Untuk mengembangkan model linear programming perikanan budidaya laut maka parameter model diasumsikan deterministik dan konstan. Parameter model diperoleh dari kajian pustaka (Mayunar dkk, 1995; Ristek, 2001;Irzal dkk, 2006) .Berikut parameter-parameter yang terlibat dalam model perikanan budidaya laut:
1.    Luas lahan total
2.    Asumsi modal pembiayaan
3.    Jenis komoditi
4.    Luas lahan budidya laut susai berdasarkan identifikasi kesesuain lahan
5.    Ketersedian hatchery
6.    Parameter ekonomi

D. Hasil dan Pembahasan
            Nilai yang berasal dari parameter –perameter yang telah teridentifikasi berdasarkan model linear programming untuk perikanan budidaya laut kepulauan Karimunjawa diberikan pada Tabel 1. Nilai parameter parameter tersebut adalah sebagai berikut :
1.          Luas lahan total (ha) perairan budidaya seluas 788.213 hektar.
2.          modal pembiayaan sebesar Rp 1.000.000.000,00. Jenis komoditi sesuai yang diujicobakan yaitu rumput laut, kerang darah, ikan kerapu tikus, kerapu macan, kakap putih, serta tiram mutiara.
3.          Luas lahan sesuai budidaya ikan dalam KJA 150,14 ha.
4.          Luas lahan budidaya untuk rumput laut dengan metode apung 42 ha.
5.          Luas lahan budidaya untuk kekerangan diasumsikan 788.213 hektar.
6.          Ketersediaan  hatchery 28.953ekor.

E. Analisa Hasil Optimasi
            Persoalan model optimasi budidaya laut menggunakan linear programming lalu  diselesaikan dengan bantuan software QS. Berdasarkan output QS, model optimasi budidaya laut mencapai solusi optimal dengan nilai Rp 2.163.846.000,00. Nilai ini dicapai dengan variabel keputusan yang diproduksi yaitu X1 = 3.360.000 kg , X2= 109.290,10 kg, X3=5.790 kg, X4=0, X5=0, dan X6=0. Hasil ini menggambarkan bahwa dilihat dari segi ekonomi, kegiatan produksi yang menghasilkan keuntungan  maksimal adalah  produksi rumput laut, kerang darah, dan kerapu bebek saja.

F. Kesimpulan

            Model optimasi linear perikanan budidaya laut dengan pendekatan linear programming yang dikembangkan merupakan model dengan fungsi tujuan memaksimalkan keuntungan dan dengan batasan berupa ketersediaan dana, keterbatasan lahan budidaya, keterbatasan kesesuaian perairan terhadap karakteristik komoditi, serta keterbatasan hatchery

Komentar

Postingan Populer