TUGAS ISD : GANGGUAN JIWA PASKA PEMILU

NAMA            : RIZKI MARDIWAN
KELAS           : 1ID07
NPM               : 36415148


GANGGUAN JIWA PASKA PEMILU
Setelah sembilan bulan masa kampanye yang sangat melelah, para caleg dihadapkan pada penantian hasil pemilu yang menegangkan. Hasil pemilu legislastif akan merupakan hasil akhir atas taruhan yang telah banyak dikeluarkan selama ini baik pikiran, fisik, harta bahkan keluarga. Berbagai pihak akan menuai hasil selama kerja keras selama ini. Sebagian kecil para caleg akan berhasil, tetapi sebagian besar akan gagal. Bila gagal pada sebagian individu yang tidak resisten akan beresiko mengalami gangguan keseimbangan dalam fisik dan mentalnya. Maka sangatlah wajar bila sebagian besar rumah sakit jiwa di Indonesia telah mempersiapkan kejadian gangguan jiwa paska pemilu ini.

Sebanyak 11.215 orang memperebutkan 560 kursi DPR dan 1.109 orang bersaing mendapatkan 132 kursi Dewan Perwakilan Daerah. Sehingga, sekitar 112 ribu orang bertarung untuk mendapat 1.998 kursi di DPRD provinsi dan 1,5 juta orang bersaing merebut 15.750 kursi DPRD kabupaten/kota. Total caleg 1.624.324 orang dan total kursi yang diperebutkan 18.440 kursi. Sebagian besar dari total caleg 1.627.342 orang tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa 1.605.884 orang bakal gagal memperebutkan anggota legislatif. Sehingga  jumlah manusia sebanyak itu sebagian beresiko terjadi gangguan jiwa.






ANALISIS
Perhelatan pemilu bukanlah merupakan hajatan yang ringan. Seorang caleg untuk bisa terpilih harus menjalani berbagai tahapan yang membutuhkan pengorbanan besar baik fisik, materi dan kehidupan sosialnya. Gemerlap seorang legislatif dapat menimbulkan berbagai harapan dan keinginan yang besar bagi semua orang. Harapan berupa status sosial, status ekonomi, idealisme, atau berbagai harapan besar lainnya tersebut kadang dapat membuat seseorang berani mempertaruhkan segalanya demi mencapai tujuan.

Seorang caleg saja bisa menghabiskan ratusan juta rupiah bahkan miliaran rupiah. Mereka tidak segan menghamburkan uang untuk memasang iklan televisi, poster, spanduk, baliho, dan foto di pinggir jalan. Juga untuk keperluan mencetak kaos, stiker, kalender yang dibubuhi tampang mereka. Tak sedikit rupiah dibelanjakan sembako untuk dibagi-bagikan ke masyarakat. Sudah bukan rahasia lagi secara diam-diam politik uang atau membagi-bagikan “amplop” pada kaum pemilih. Kebutuhan dana yang sangat besar besar itu tak jarang sebagian caleg harus berkorban harta dan harga dirinya dengan menjual seluruh hartanya, berhutang bahkan meminta pada siapapun.
Dengan harapan yang begitu besar dan pengorbanan yang habis-habisan maka bila terjadi kegagalan akan dapat menimbulkan guncangan psikis yang tak kalah besar.


Gangguan jiwa
Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atau perilaku yang pada umumnya terkait dengan stres atau kelainan mental yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia. Gangguan tersebut didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia. Penemuan dan pengetahuan tentang kondisi kesehatan mental telah berubah sepanjang perubahan waktu dan perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat perbdaan tentang definisi, penilaan dan klasifikasi, meskipun kriteria pedoman standar telah digunakan secara luas.

Penyebab gangguan jiwa biasanya tidak tunggal tetapi multiple. Berbagai beberapa penyebab baik fisik, psikis dan social sekaligus sebagai penyebab yang saling mempengaruhi. Sehingga dalam membuat diagnosa biasanya dibuat diagnosa multiaksial (multifaktorial/multidimensional) seperti yang digunakan pada Pedoman Penggolongan Diagnosa Gangguan Jiwa ( PPDGJ ) yang mengacu kepada The Diagnosis And Statistical Manual of Mental Disorder ( DSM ).

Tanda dan gejala gangguan jiwa sangat bervariasi tergantung jenis gangguan jiwa yang terjadi. Secara umum biasanya beberapa gejala yang muncul bersamaan, gejala itu membuat dirinya lain daripada sebelumnya atau bertahan sampai jangka waktu yang cukup lama dan muncul terus-menerus.

Berbagai penyakit jiwa juga dapat dikenali melalui tanda dan gejala fisik, psikis dan sosial. Banyak sekali gejala kejiwaan seperti sedih, marah, cemas yang langsung dapat mempengaruhi kondisi fisik orang yang bersangkutan. Manifesrasi ini yang seringkali disebut sebagai psikosomatis atau reaksi psikofisiologi, yaitu gangguan jiwa yang dapat menimbulkan manifestasi pada gangguan tubuh. Penyakit-penyakit yang biasanya dapat terpicu oleh  reaksi psikosomatis. antara lain: sakit kepala, insomnia, gangguan saluran cerna, diare  atau asma. Gejala yang mungkin timbul adalah sakit kepala, nyeri perut, mual, muntah, sulit makan, diare, batuk, atau sesak. Bila dikaitkam dengan psikosomatis, biasanya gejalanya berlangsung lama atau lebih dari 2  minggu hilang timbul.

Sedangkan gejala psikis yang bisa timbul adalah persepsi yang kacau,  pemikiran yang menyimpang dan kacau, ekpresi dari emosi yang keliru, depresi macam-macam pengekspresian emosi, reaksi emosi yang tidak tepat, activitas motorik yang tidak normal, atau aktivitas yang tidak terkendalikan.
Selain itu terdapat gejala dan tanda tanda lain yang dapat terjadi pada penderita gangguan jiwa. 
Tanda-tanda lain tersebut sering kali dapat diketemukan dalam kehidupan sehari-hari dari orang-orang yang normal. Diantaranya adalah disorientasi; dimana seorang bisa tidak tahu di mana ia berada, siapa dirinya, hari apa sekarang. Randa lain adalah menarik diri dari pertemuan-pertemuan dengan orang-orang lain, kecurigaan dan kepekaan yang berlebih-lebihan, rangsangan dan kebutuhan seksuil yang tidak normal atau kekanak-kanakan

Tanda dan gejala gangguan sosial juga dapat menyertai gangguan jiwa. Biasanya yang disebut abnormal oleh karena ia menunjukkan tingkah laku, sikap, cara berpikir, yang tidak cocok dengan standar normal masyarakat atau lingkungan di mana ia hidup. Manusia adalah makhluk sosial, karena itu ia mempunyai kebutuhan-kebutuhan sosial dan ingin menjadi bagian integral dari lingkungannya. Karena itu normal jika ia selalu cenderung untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Gejala-gejala penyakit jiwa dapat pula mengekspresikan diri secara spiritual, misalnya gagasan perasaan berdosa yang tidak terampunkan, fanatisme tinggi atau malah sebaliknya keragu-raguan yang terus-menerus.

Untuk mencegah terjadinya gangguan jiwa paska pemilu sebaiknya para caleg harus pasrah berserah diri pada Tuhan. Siap menang berarti harus siap untuk kalah. Siap kalah berarti harus menyiapkan mental dan jiwa menjadi lebih tegar. Bahwa harapan yang demikian tinggi untuk meraih selebritas seorang caleg dengan pesona status social, status ekonomi hanyalah tertunda. Bahwa pengorbanan yang sangat besar baik harta dan harga diri tidak sia-sia setidaknya dapat dijadikan pelajaran bagi hidup ini.


DAFTAR PUSTAKA





Komentar

Postingan Populer